Assalamu’alaikum Wr. Wb " Sugeng Rawuh Wonten Blog Warga Dusun Sendang

Jumat, 17 April 2015

Air Terjun Banyu Nibo Mulai Ramai Pelajar

WONOGIRI, suaramerdeka.com – Obyek wisata air terjun Banyunibo di Dusun Ngluwur, Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri mulai ramai dikunjungi para pelajar dan remaja. Mereka refreshing di obyek wisata itu setelah menempuh ujian di sekolahnya.
Fian (17), pelajar dari Gunung Kidul mengaku berwisata ke air terjun Banyunibo bersama teman-temannya. Mereka berefreshing usai mengikuti ujian sekolah. “Ujiannya, sudah selesai. Tinggal menunggu pembagian rapor,” katanya.
Maryoko Sekretaris Desa Kepuhsari mengatakan, air terjun tersebut mulai ramai dikunjungi sejak Sabtu lalu (13/12). “Mulai Sabtu kemarin, banyak remaja yang mengunjungi air terjun Banyunibo. Sehari sekitar 50 pengunjung yang datang.

Anak-anak sekolah sudah banyak yang selesai ujian,” katanya, Minggu (14/12).
Para pengunjung tidak hanya datang dari wilayah Kecamatan Manyaran, Wonogiri. Namun, banyak di antara mereka yang justru datang dari daerah Semin, Ngaran, atau Wonosari(Kabupaten Gunung Kidul). “Desa kami memang berbatasan dengan Gunung Kidul. Karena itu banyak pengunjung yang datang dari Gunung Kidul,” ujarnya.
Untuk meningkatkan jumlah pengunjung, beberapa pihak berencana memperbaiki infrastruktur jalan setapak menuju air terjun. Salah satunya, datang dari Pertamina bersama Kantor Lingkungan Hidup (KLH), Dinas Pertanian, dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Wonogiri.

(Khalid Yogi/ CN40/ SM Network)


Sumber : http://berita.suaramerdeka.com/air-terjun-banyu-nibo-mulai-ramai-pelajar/


Rabu, 20 Agustus 2014

Peringati HUT ke-69 RI, Desa Kepuhsari Gelar Karnaval

Tidak Seperti tahun-tahun sebelumnya, Desa Kepuhsari tahun ini Peringati  Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan  ke-69 RI,  mengelar Pawai Karnaval,  Minggu (17/08/2014).

Perayaan HUT yang terlihat sederhana namun tampak meriah ini berhasil menarik perhatian masyarakat, khususnya masyarakat Desa Kepuhsari. Arak-arakan warga dan pemuda-pemudi semakin menjadikan suasana pawai karnaval semakin meriah.

Pertunjukan karnaval yang di wakili dari masing-masing dusun yang ada di Desa Kepuhsari, menampilkan beberapa pertunjukan-pertunjukan unik dan menunjukkan  kreativitas warga dan  pemuda-pemudi dalam merayakan acara karnaval tersebut. 

Harapannya semoga di tahun-tahun yang akan datang, acara-acara seperti ini bisa terus berjalan. Selain memeriahkan dan menghibur masyarakat, namun acara-acara seperti ini, bisa menciptakan daya kreativitas pemuda-pemudi dan semakin  menghidupkan kembali  seni kebudayaan khususnya di Desa Kepuhsari. 





Kamis, 19 Desember 2013

Desa Kepuhsari, Desa Wayang di Selatan Wonogiri

http://sendang-kepuhsari.blogspot.com/2013/12/desa-kepuhsari-desa-wayang-di-selatan.html
Metrotvnews.com, Jakarta: Ki Manteb Sudharsono, dalang wayang kulit terkenal itu, ternyata mempelajari dunia perwayangan dari sebuah desa di ujung selatan Wonogiri, Jawa Tengah. Desa itu mungkin kurang dikenal masyarakat luas. Tapi tidak dengan dunia perwayangan kulit Indonesia.

Namanya Desa Kepuhsari. Desa tersebut berada di atas perbukitan kars Kecamatan Manyaran, berjarak 41 kilometer dari pusat Kabupaten Wonogiri.


Dilingkupi tatar perbukitan cadas, Kepuhsari dihiasi tumbuhan-tumbuhan khas macam pohon sawo dan pohon jati. Tak hanya itu, sawah juga menghampar berundak-undak. Sayangnya, saat kemarau tiba, hamparan sawah yang menghijau berubah wujud. Kuning kecoklatan, kering. Bukan bulir padi yang tampak melainkan tanah yang tak tertanam.


Beruntung, Desa Kepuhsari dihuni manusia-manusia kreatif yang tak hanya berkutat di sawah atau ladang. Mereka seakan punya dunia lain yang membuat hidupnya penuh warna. Dunia penuh kebijaksanaan, dunia wayang.


Wayang kulit seolah mendarah daging di tubuh warga Desa Kepuhsari. Wayang bukan cuma dipentaskan, wayang menjadi identitas yang tak bisa lepas dari jalan cerita hidup warga Kepuhsari.


Bagi mereka, wayang juga bukan cuma pelajaran hidup. Wayang dikomodifikasi agar bisa diandalkan untuk menyambung hidup sehari-sehari selain bercocok tanam yang selama ini menjadi tumpuan. Maka tak bisa dipungkiri lagi, wayang bagi Desa Kepuhsari adalah sumber penghidupan.


"Filosofi wayang sungguh hidup dalam keseharian warganya. Tak cuma itu, Desa Kepuhsari juga kaya perajin wayang kulit dengan kualitas sangat baik atau renyep," celoteh Rieke Caroline, Juara II Putri Pariwisata Indonesia 2009 dan Runner-up 1 Miss Tourism International 2010, yang pernah dan sedang menjalani sebuah program di Desa Kepuhsari.


Program itu terkait pengembangan desa wisata yang mengutamakan dunia perwayangan Desa Kepuhsari. Dari catatan tim Nakula Sadewa (NaSa), kelompok yang diikuti Rieke, keberadaan kerajinan wayang di Kepuhsari telah berlangsung sejak 50 tahun lalu. Terakhir, catatan tim NaSa menyebutkan, ada sekitar 135 kepala keluarga di Desa Kepuhsari yang menekuni kerajinan pembuatan wayang.


Hasil kerajinan wayang dari Desa Kepuhsari sudah diakui kualitasnya, mulai dari pemilihan kulit, tatahan, serta pewarnaan wayang. Hasil kreavitas warga Kepuhsari pun sudah dikenal sampai ke luar daerah seperti Jakarta, Solo, Yogyakarta, Surabaya bahkan luar negeri.


Para pembelinya juga tersebar di berbagai kota. Maka tak heran, jika dalang-dalang wayang kulit terkenal Indonesia mempercayakan wayang Kepuhsari dalam setiap pementasan.


"Keterampilan tatah sungging pun diajarkan turun-temurun dari generasi ke generasi," ungkap Rieke.


Proses kreatif melestarikan wayang kulit juga tidak terlepas dari peran beberapa sanggar wayang yang ada di Kepuhsari, sebut saja Sanggar Nimas, Sanggar Sukma, dan Sanggar Wayang Wagimin.


Selain melestarikan, ketiga sanggar wayang itu mempunyai fungsi penting sebagai tempat untuk mementaskan wayang kulit baik di dalam mau pun luar desa. Lebih penting lagi, sanggar-sanggar wayang menjadi tempat bagi penduduk desa untuk belajar mendalang, menjadi niyaga (penabuh gamelan), dan sinden (penyanyi yang mengiringi pementasan wayang dan posisi lain yang terkait).


Tak ayal, Kepuhsari menjadi sebuah desa yang cukup penting untuk menjaga, melestasikan, dan mengenalkan dunia perwayangan di Jawa Tengah maupun Indonesia. Kepuhsari bisa dibilang 'Desa Wayang' karena proses kreatif perwayangan di Kepuhsari dimulai dari hulu hingga hilir, dari tatah sungging (pembuatan) sampai pada pementasannya (dalang).



Sumber 

Minggu, 15 Desember 2013

Duta Seni Wonogiri

http://sendang-kepuhsari.blogspot.com/2013/12/duta-seni-wonogiri.html
Duta Seni Kabupaten Wonogiri, Minggu (15/12/2013) menghibur pengunjung di Anjungan Jawa Tengah TMII Jakarta.
Kegiatan ini berlangsung sangat  meriah, di mulai dari jam 10.00 pagi hingga pukul 15.00 WIB.

Tampak  hadir Drs. Leles Sudarmanto Ketua PAKARI, Lesna Purnawan, Agus Heriwan Effendi, Sarnen Sujarwadi.
 
Kegiatan ini menampilkan beberapa pertunjukan seni budaya khas Wonogiri,  di antaranya Tarian kethek ogleng dan Campursari. Selain kegiatan tersebut kegiatan ini juga memamerkan beberapa produk unggulan khas Wonogiri, di antaranya produk makanan brem, menthe, Bakso,dll. Serta beberapa produk busana khas Wonogiri.
 
Walaupun Kegiatan ini tidak berlangsung begitu lama namun pertunjukan Campursari dan Tarian kethek ogleng cukup menghibur hadirin, khususnya warga Wonogiri di Jabodetabek yang berkunjung di sana. Paling tidak bisa mengobati rasa kangen akan budaya asli Wonogiri tercinta.


oleh yokocs

http://sendang-kepuhsari.blogspot.com/2013/12/duta-seni-wonogiri.html

http://sendang-kepuhsari.blogspot.com/2013/12/duta-seni-wonogiri.html

http://sendang-kepuhsari.blogspot.com/2013/12/duta-seni-wonogiri.html

http://sendang-kepuhsari.blogspot.com/2013/12/duta-seni-wonogiri.html

http://sendang-kepuhsari.blogspot.com/2013/12/duta-seni-wonogiri.html

http://sendang-kepuhsari.blogspot.com/2013/12/duta-seni-wonogiri.html

http://sendang-kepuhsari.blogspot.com/2013/12/duta-seni-wonogiri.html

http://sendang-kepuhsari.blogspot.com/2013/12/duta-seni-wonogiri.html

http://sendang-kepuhsari.blogspot.com/2013/12/duta-seni-wonogiri.html